BAB III
METODOLOGI
3.1 Pelaksanaan
Praktikum
Isolasi Antosianin dengan Kromatografi Kertas
ini dilaksanakan pada tanggal 4-15 April 2011 di Laboratorium Kimia Organik
Jurusan Kimia Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang.
3.2 Alat dan Bahan
3.2. 1 Alat
Peralatan
yang digunakan dalam perbobaan ini yaitu : labu erlenmeyer (erlenmeyer flask),
gelas beaker (beaker glass), gelas ukur (graduated cylindres), bola hisap
(plunger), tabung reaksi (tube), pengaduk magnet (magnetic stirrer), timbangan
analitik (analitical balance), seperangkat alat kromatografi kertas, penguap
berputar (rotary eveporator), penyaring Buchner (Buchner filter),
spektrofotometer UV-Vis (spectronic UV-Vis), pipet tetes (pipette), pipet
volume (volumetric pipette), pengaduk (stirrer), palu (hammer), rak tabung
reaksi (test tube rack), mortar (mortar), gelas arloji (watch glass), pipet
ukur (measuring pipette), pemanas (hot plate), dan kondensor (condenser).
3.2. 2 Bahan
Sampel
yang digunakan adalah buah sroberi yang di dapat dari toko buah di salah satu
pasar di Kota Malang. Sedangkan bahan kimia yang digunakan adalah kertas
Whatman no.1, aquades, methanol, HCl 30%, 1% 2M, NaOH 1 N.
3.3 Tahapan Percobaan
3.4.1 Preparasi
Sampel.
3.4.2 Ekstraksi
Senyawa Antosianin dari Buah Sroberi melalui maserasi dengan variasi pelarut
yang menggunakan methanol
dan HCl 1% dengan perbandingan (9:1).
3.4.3 Pemisahan
senyawa antosianin dengan variasi
pelarut menggunakan Kromatografi Kertas Kualitatif. Hasil eluen terbaik digunakan pada Kromatografi Kertas
Preparatif.
3.4.4 Identifikasi
Senyawa Antosianin menggunakan Spektrofotometer UV-VIS.
3.4 Pelaksanaan Percobaan
3.4.1 Preparasi Sampel
3.4.2 Buah
Stroberi diambil yang berwarna merah matang kemudian dibersihkan dari
kotoran-kotoran yang ada, kemudian dipotong kecil-kecil setelah itu ditimbang
sebanyak 100 gr.
3.4.3 Ekstraksi Senyawa Antosianin dengan metode maserasi
Buah
stroberi yang telah dipotong dan ditimbang seberat 100 gr dimaserasi dalam 250 mL pelarut
campuran methanol: HCl 1% (9:1). Setelah itu disaring dengan corong Buchner.
Filtrat hasil penyaringan dimasukkan ke dalam
corong pisah yang kemudian ditambahkan 50 mL petroleum eter. Kemudian diekstrak
sebanyak 3 kali. Setelah itu akan didapatkan
ekstrak kasar yang
kemudian dipekatkan dengan Rotary Evaporator untuk memperoleh ekstrak pekat.
3.4.4 Pemisahan Senyawa Antosianin
3.4.3.1
Pemisahan Senyawa Antosianin menggunakan
Kromatografi Kertas Kualitatif
Ekstrak
pekat ditotolkan pada kertas saring sebanyak 5 kali dengan selang waktu penotolan satu dan lainnya menunggu
spot penotolan sebelumnya kering dan sebelum dielusi juga ditunggu sampai
kering.
Setelah itu di buat 3 jenis komposisi pelarut yaitu: n-butanol- asam asetat
glasial- air (4:1:5), asam asetat- air- HC 30% (30:10:3), n-butanol HCl 1%
(1:1). Deteksi noda dilakukan dengan memeriksa
kenampakannya dan nilai Rf-nya
3.4.3.2
Pemisahan Senyawa Antosianin menggunakan
Kromatografi Kertas Preparatif
Ekstrak
pekat ditotolkan pada kertas saring sebanyak 5 kali dengan selang waktu penotolan satu dan lainnya menunggu
spot penotolan sebelumnya kering dan sebelum dielusi juga ditunggu sampai
kering. Kemudian, dielusi dengan pelarut terbaik terbaik hasil
kromatografi kertas kualitatif yaitu campuran asam asetat- air-HCl 30%
(30:10:3) dengan total 20 mL. setelah senayawa antosianin terelusi, dihitung
nilai Rf-nya dan digunting spot antosianin menjadi potongan kecil-kecil
dilarutkan ke dalam tabung reaksi yang mengandung pelarut methanol dan HCl 1%
(9:1) sebanyak 10 mL kemudian di vortex.
3.4.5 Identifikasi Hasil Isolasi Senyawa Antosianin dengan
Spektrofotometer UV-VIS
Isolat hasil pemisahan Kromatografi Kertas Preparatif
kemudian diidentifikasi
menggunakan spektrofotometr Uv-Vis pada 200-800 nm dengan blanko metanol-HCl 1% (9:1) sebanyak 10 mL.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar