Senin, 16 April 2012

BAB II Isolasi Antosianin Dengan Kromatografi Kertas

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Strawberry ( Fragaria X ananassa )
         Strawberry merupakan sebuah varietas yang paling banyak di kenal di dunia. Buah ini adalah genus tumbuhan berbunga dalam keluarga mawar, Rosaceae. Secara umum buah ini bukanlah buah, melainkan buah palsu, artinya daging buahnya tidak berasal dari ovary tanaman (achenium) tetapi dari bagian bawah hypanthium yang terbentuk tempat ovary tanaman itu berada. Berikut klasifikasi ilmiah dari buah strawberry (Fragaria X ananassa) (Wikipedia. 2011) :
Kerajaan         : Plantae
Devisi             : Magnoliophyta
Kelas              : Magnoliopsida
Ordo               : Rosales
Family            : Rosaceae
Upafamili       : Rosoideae
Bangsa           : Potentilleae
Upabangsa     : Fragariinae
Genus              Fragaria L.
         Strawberry dapat tumbuh beradaptasi dengan baik di dataran tinggi tropis yang memiliki temperature 17 sampai 20 oC dengan pH tanah sebesar 5,4 – 7,0 untuk budidaya strawberry di kebun, sedangkan untuk budidaya di pot adalah dengan pH 6,5 – 7,0 ( Ashari. 1995 ).
         Kandungan kimia di dalam buah strawberry berupa vitamin A, Kalsium, Fosfat, Magnesium, Vitamin C, B1, potassium, asam enolat, serat, kuerestin, kaempfenol, antosianin dan asam ellagik. Kandungan vitamin dalam buah strawberry ini sebesar 56.700 mg per gram, dan strawberry sangat baik sebagai antioksidan sekaligus penghambat tumbuhnya sel kanker dalam tubuh ( Anonymous. 2011 ).
         Manfaat buah strawberry ternyata sangat menyehatkan bagi tubuh, hal ini wajib kita ketahui yaitu ( Anonymous. 2011 ) :
  1. Dapat memutihkan gigi. Ingin mendapatkan gigi putih tanpa harus perawatan yang mahal? Cukup dengan menggunakan buah stroberi yang dihancurkan lalu gosokkan pada gigi anda.
  2. Sebagai pencegah Kanker. Mengkonsumsi buah ini setiap hari dapat mencegah terjadinya kanker karena buah ini mengandung vitamin A, C, E dan Asam Ellagic yang berfungsi melumpuhkan sel kanker dalam tubuh.
  3. Mencegah terjadinya penuaan pada kulit serta mengencangkan kulit. Buah ini mengandung vitamin B1, B2, C dan provitamin A yang dapat membuat kulit lebih halus dan mulus. Kulit menjadi lebih kencang, cerah dan bebas dari kerutan pada kulit.
  4. Dapat mengatasi panas dalam. Jika tubuh merasa tidak enak, mungkin anda mengalami panas dalam. Hal ini tentu sangat menyebalkan bukan? Cukup dengan memakan buah stroberi atau membuatnya menjadi bus bisa menjadi minuman yang dapat mengatasi panas dalam.
  5. Mencegah terjadinya Leukimia. Leukemia merupakan salah satu kanker yang sangat mematikan dan buah stroberi dipercaya dapat mencegah terjadinya kanker sel darah ini.
2.2 Antosianin
         Antosianin adalah metabolit sekunder dari family flavonoid, dalam jumlah besar ditemukan dalam buah-buahan dan sayur-sayuran ( Talavera et al,. 2004 ). Antosianin merupakan pewarna paling penting dan paling tersebar luas dalam tumbuhan. Secara kimia semua antosianin merupakan turunan suatu struktur aromatic tunggal (Harborne, 1987). Antosianin adalah suatu kelas dari senyawa flavonoid, yang secara luas terbagi dalam polifenol tumbuhan. Flavonol, flavon-3-ol, flavon, flavanon, dan flavanol adalah kelas tambahan flavonoid yang berada dalam oksidasi dari antosianin. Larutan pada senyawa flavonoid adalah tak berwarna atau kuning pucat ( Wrolstad. 2004 ).
         Pigmen antosianin berubah warna akibat perubahan pH solvent. Dalam pH asam antosianin kebanyakan berwarna merah, sedang dalam suasana alkali berubah menjadi biru ( Widjarnako, 1991). Antosianin dan beberapa flavonoid lainnya dikabarkan bermanfaat di dunia kesehatan seperti fungsinya sebagai antikarsinogen, antibacterial,antiviral dan antioksidan (Annonymous, 2010).
Tidak seperti golongan flavonoid lain, tampaknya antosianin selalu terdapat sebagai glikosida kecuali sesepora aglikon antosianidin. Hidrolisis dapat terjadi selama autolisis jaringan tumbuhan atau pada saat isolasi pigman, sehingga antosianin ditemukan sebagai senyawa jadian. Pada pH yang lebih rendah dari 2, antosianidin berada sebagai kation (ion flavilium); tetapi pada pH sel vakuol yang sedikit asam, bentuk kuonoid lain terdapat juga (Robinson, 1995).
Aglikon atau antosianidin bersifat kurang stabil dibandingkan antosianin dan dalam jaringan tanaman berada sebagai suatu glikosida dengan gugus glukosa pada posisi cincin 3 dan 3` dan 5` ( Eskin. 1979 ).
Sifat fisika dan kimia dari antosianin dilihat dari kelarutan antosianin dalam pelarut polar seperti methanol, aseton, atau klorofom, terlebih sering dengan air dan diasamkan dengan asam klorida atau asam format ( Socaciu. 2007 ). Antosianin stabil pada pH 3.5 dan suhu 50 oC, mempunyai berat molekul 207,08 gr/mol dan rumus molekul C15H11O ( Fennema. 1996 ). Antosianin dilihat dari penampakan berwarna merah, merah senduduk, ungu dan biru mempunyai panjang gelombang maksimum 515 nm sampai 545 nm, bergerak dengan eluen BAA ( n-butanol, asam asetat, air ) pada kertas ( Harborne. 1996 ). Antosianin merupakan senyawa flavonoid yang dihasilkan dari tanaman berwarna berkisar dari orange dan merah ke biru dan ungu ( Oszmianski dan Lee. 1990 ).
2.3 Ekstraksi
Ekstraksi cairan merupakan suatu teknik dalam mana suatu larutan di buat bersentuhan dengan suatu pelarut kedua (organic), yang mana hakekatnya tak tercampurkan dengan yang pertama, dan menimbulkan perpindahan satu atau lebih zat terlarut (solute) ke dalam pelarut yang kedua itu ( Basset. 1994 ).
Dalam metode ekstraksi bahan alam, dikenal suatu metode maserasi, yaitu metode perendaman. Penekanan utama dalam metode ini adalah tersedianya waktu kontak yang cukup antara pelarut dengan jaringan yang diekstraksi ( Guenther. 1987). Maserasi dilakukan dengan cara merendam serbuk simplisia dalam cairan penyari (pelarut). Pelarut akan menembus dinding sel dan masuk ke dalam rongga sel yang mengandung zat aktif. Zat aktif akan larut karena adanya perbedaan konsentrasi antara larutan zat aktif di dalam sel dengan yang diluar sel, maka larutan yang pekat didesak keluar. Peristiwa tersebut berulang sehingga terjadi keseimbangan konsentrasi antara larutan diluar dan di dalam sel ( Halimah, 2010 ).
Ektraksi antosianin dapat dilakukan dengan beberapa jenis solven seperti air, etanol, methanol, tetapi yang paling efektif adalah dengan menggunakan methanol yang diasamkan dengan HCl. Tetapi karena sifat toksik dari methanol, biasanya dalam system pangan digunakan air atau etanol yang diasamkan dengan HCl ( Francis. 1982 ).
Untuk memilih jenis pelarut yang sesuai harus diperhatikan faktor-faktor sebagai berikut (Soebagio, 2003):
  1. Pembanding distribusi tinggi untuk gugus yang bersangkutan dan pembanding distribusi rendah untuk gugus pengotor lainnya.
  2. Kelarutan rendah dalam air
  3. Kekentalan rendah dan tidak membentuk emulsi dengan air
  4. Tidak mudah terbakar dan tidak bersifat racun
Mudah melepas kembali gugus yang terlarut di dalamnya untuk keperluan analisa lebih lanjut.
2.4 Kromatografi Kertas Kualitatif dan Kuantitatif
Kromatografi merupakan metode pemisahan dua komponen atau lebih dalam suatu campuran homogennya berdasarkan distribusi senyawa-senyawa tersebut dalam dua fasa, fasa diam dan fasa gerak. Fasa diam adalah bagian yang letaknya tetap atau diam disepanjang kolom pemisahan, dapat berupa zat pada atau cair. Fasa gerak adalah bagian yang bergerak disepanjang kolom pemisahan dari ujung sampai akhir kolom dengan proses kromatografi, dapat berupa zat cair atau gas (Soebagio.2005).
Kromatografi kertas merupakan bentuk kromatografi yang paling sederhana, mudah dan murah. Jenis kromatografi ini terutama banyak digunakan untuk identifikasi kualitatif maupun untuk analisis kuantitatif juga dapat dilakukan. Fasa diam dalam kromatografi kertas berupa air yang terikat pada selulosa kertas sedangkan fasa geraknya berupa pelarut organik non polar. Berdasarkan kedua hal itu kromatografi kertas dapat digolongkan ke dalam kromatografi partisi (cair-cair) (Sudjadi.1998).
Kadar antosianin dapat diidentifikasi dengan menggunakan metode kromatografi dan speksroskopik secara cepat dan akurat. Menurut Wrolstad dan Heatherbell (1968), pemurnian ekstrak antosianin dapat dilakukan dengan menggunakan kromatografi kolom penukar ion. Selain dengan cara tersebut, Wrolstad dan Heatherbell (1968) mengemukakan alternatif lain yaitu dengan cara kromatografi kertas. Ekstrak dispotkan pada kertas Whatman no. 3 lalu dielusi dengan pelarut AWHCl (asam asetat glasial, air, asam klorida pekat dengan perbandingan 15:82:3)  v/v).
2.5 Spektrofotometri Uv-Vis
Prinsip dasar dari analisis spekstroskopi adalah bila suatu sinar melalui larutan kimia tertentu, maka senyawa tersebut akan menyerap sinar dengan panjang gelombang tertentu (Underwood.1983). Warna larutan kimia tergantung pada jenis sinar yang dipancarkan dan ditangkap oleh mata, sehingga senyawa kimia ada yang berwarna atau tidak. Spektrofotometer merupakan alat pengukur kualitatif dan kuantitatif karena jumlah sinarnya yang diserap oleh partikel di dalam larutan juga tergantung pada jenis dan jumlah partikel (Nur, 1989).
Analisis spektroskopi UV dan sinar tampak merupakan cara tunggal yang paling baik tuntuk menganalisa flavanoid. Hal ini dikarenakan ciri spektrum yang sama memberikan data mengenai jenis senyawa yang sama. Keuntungan dari analisis spekstroskopi adalah sangat sedikitnya sampel yang digunakan untuk analisis lengkap (Markham, 1988).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar